Program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah jurusan kuliah dimana para mahasiswanya diajarkan tentang ilmu keguruan yang dikhususkan pada agama Islam. Tujuan jurusan ini adalah untuk menciptakan sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang pengajaran agama Islam.
ABSTRAKPeran guru adalah tercapainya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa menjadi tujuan. Sebelum menjadi siswa di kelas VIII SMP IT Al-Manah Mamiregi Desa Sawit Rejo siswa berasal dari latar belakang sekolah dasar yang berbeda-beda dan seorang guru dituntut untuk bisa merubah ataupun membentuk karakter siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda dari siswa yang lain. Maka peran guru sangat dibutuhkan dalam membentuk karakter siswa.Penentuan lokasi ini adalah agar peneliti dapat mengumpulkan data yang dicari. Penelitian juga ingin memastikan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter siswa kelas VIII di SMP IT Al-Manah Mamiregi Desa Sawit Rejo berjalan dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter siswa di SMP IT Al-Manah Mamiregi Desa Sawit Rejo. Untuk mendiskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter siswa kelas VIII di SMP IT AL-Manah Mamiregi Desa Sawit Rejo. Untuk mengetahui strategi yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan karakter siswa kelas VIII di SMP IT Al-Manah Mamiregi Desa Sawit Rejo.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi: (1) Observasi, (2) Wawancara, dan (3) Dokumentasi.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter siswa yaitu sebagai fasilitator, motivator, pendidik, pembimbing, dan pemberi inspirasi. 2) Strategi yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter siswa adalah penggunaan metode ceramah, pemberian teguran dan sanksi yang membangun bagi siswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah. 3) Penggunaan metode pendekatan dengan siswa dan mengajarkan tentang pentingnya manajemen waktu, sehingga siswa terbiasa melakukan segala kegiatan diawal tanpa menunda-nunda waktu.Kata Kunci : Peran Guru PAI, Pembentukan Karakter, Materi Fikih
ABSTRAKPembelajaran ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji dengan menggunakan metode Role playingpada siswa kelas III SD IT AL-Manah Mamiregi, Metode Role Playing disebut dengan metode bermain peran, dimana dalam metode ini menghadirkan sebuah peran kedalam dunia nyata. Sehingga peneliti ingin menerapkan metode Role playing sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.Metodologi yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas), mengambil bentuk penelitian kerjasama anatara peneliti dengan teman sejawat. Pihak yang selama berlangsungnya tindakan adalah guru. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dimana siklus terdiri dari empat tahapan utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiaatan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Setiap akhir kegiatan dilakukan refleksi, sehingga kelemahan-kelemahan setiap siklus dapat dibenahi pada siklus berikutnya.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa diterapkannya metode Role Playing pada mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas III SD IT AL-Manah Mamiregi Kecamatan Kutalimbaru Deli Serdang. Peningkatan pemahaman siswa tersebut dapat dibuktikan dari nilai dipaparkan sebelumnya bahwasannya dari pra siklus ketuntasan siswa sebanyak 27%, dan siklus 1 mengalami kenaikan ketuntasan siswa yaitu 54%. Pada siklus ke II ini diberentikan karena 92,3% siswa telah mencapai ketuntasan, sehingga penerapan metode Role Playing tersebut dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan pemahaman belajar akidah akhlak materi akhlak terpuji pada kelas III SD IT AL-Manah Mamiregi Kecamatan Kutalimbaru Deli Serdang.Kata Kunci: Pemahaman Siswa, metode Role playing
ABSTRAKKepala sekolah adalah pejabat profesional yang ada dalam organisasi sekolah yang bertugas untuk mengatur seluruh sumber daya sekolah. SMP Swasta Rakyat merupakan sekolah umum di mana sekolah ini terdapat beranekaragam agama, suku dan ras. Namun uniknya, di sekolah melakukan penerapan dan pengaplikasian khusus dengan membiasakan Wudu dan Salat berjamaah pada waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terkait dengan materi fikih mengenai Wudu dan Salat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran, upaya dan faktor pendukung serta penghambat kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi fikih. Dengan rumusan masalah yang mencakup: 1) Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 2) Bagaimana upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 3) Bagaimana faktor yang mendukung dan menghambat dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: (1) Observasi, (2) Wawancara, dan (3) Dokumentasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama Islam yang paling dominan adalah peran kepala sekolah sebagai manajerial, motivator, fasilitator dan supervisi. 2) upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran yang dibutuhkan. 3) faktor pendukung dan penghambat antara lain: minat siswa, pendidik, orang tua, sarana dan prasarana serta lingkungan. Dalam menjalankan peran sebagai kepala sudah menjalankan perannya dengan baik sebagai manajerial dengan menjalankan aturan yang sudah ada. Serta Upaya yang dilakukan kepala sekolah adalah dengan memberikan motivasi, melakukan supervisi dan melakukan evaluasi kepada guru.Kata Kunci: Peran Kepala Sekolah, Mutu Pembelajaran, Materi Fikih
ABSTRAKKecerdasan adversitas yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dan menghadapi kesulitan atau masalah yang akan datang. Tidak semua orang dapat menyelesaikan kesulitan atau masalah dengan mudah, karena bisa jadi dengan diri sendiri ataupun dengan bantuan orang lain (lingkungan sekitarnya). Lingkungan belajar dapat didefenisikan sebagai tempat dimana siswa melakukan aktifitas belajar. Lingkungan belajar adalah suatu tempat yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku seseorang yang bersifat menetap dan relatif permanen. Apabila kondisi lingkungan belajar kurang mendukung tentu semangat belajar berkurang dan hasil belajarnya akan menurun.Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah di rumuskan di dalam penelitian. Yaitu untuk mendeskripsikan juga membuktikan adanya hubungan antara lingkungan belajar dengan kecerdasan adversitas siswa kelas VII MTs Darularafah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang mengkaji dengan menggunakan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis dalam penelitian. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik menggunakan sampel secara acak (random sampling). Adapun teknik untuk mengumpulkan data yaitu dengan observasi, angket dan dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar siswa Kelas VII MTs Darularafah dengan pengisian angket oleh 139 siswa menunjukkan hasil pada kategori rendah = 3 orang (2,2%) sedang = 61 orang (43,9%) dan kategori tinggi 75 orang (54%). Sementara itu, kecerdasan adversitas siswa kelas VII MTs Darularafah dengan pengisian angket oleh 139 siswa menunjukkan hasil sebagai berikut : terdapat pada kategori rendah = 1 orang (0,7%) sedang = 55 orang (39,6%) dan kategori tinggi 83 orang (59,7%). Kemudian Hasil uji analisa membuktikan bahwa hipotesis peneliti yaitu “Tidak Ada Pengaruh Antara Lingkungan Belajar Dengan Kecerdasan Adversitas Siswa Kelas VII MTs Daerularafah”. Hal ini didukung oleh hasil analisis regresi sederhana yaitu nilai P (Sig) = 0,051 > 0,05, maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima. Nilai koefisien determinasi dapat diartikan seberapa besar dalam (%) variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). pada nilai koefisien determinasi adalah 0,028, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas lingkungan belajar terhadap variabel terikat kecerdasan adversitas adalah sebesar 2,8%.Kata Kunci : Lingkungan Belajar, Kecerdasan Adversitas
ABSTRAKPendidikan karakter menjadi sesuatu yang sangat penting untuk membentuk generasi yang berkualitas. Pendidikan karakter merupakan salah satu alat untuk membimbing seseorang menjadi orang baik, sehingga mampu menyaring pengaruh yang tidak baik.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai analisis nilai-nilai karakter pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama Kelas IX Kurikulum 2013, dengan fokus penelitian yang mencakup (1) Nilai karakter apa saja yang ada dalam buku mata pelajaran Pendidikan agama Islam dan budi pekerti kurikulum 2013 kelas IX? (2) Bagaimana analisis muatan nilai-nilai karakter pada buku pendidikan agama islam dan budi pekerti kurikulum 2013 kelas IX? (3) Apakah nilai-nilai yang terkandung dalam buku pendidikan agama Islam dan budi pekerti kurikulum 2013 kelas IX memadai kompetensi yang ada?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka (library research). Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode dokumentasi berupa buku.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IX terdapat 18 nilai karakter. 2) Analisis terhadap masing-masing bab seperti membuka relung hati, kisah teladan, rangkuman, dan evaluasi diperoleh nilai-nilai karakter seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, peduli sosial, dan tanggung jawab. 3) Buku teks siswa yang dianalisis telah memenuhi atau memadai kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta didik dan telah memenuhi syarat yang di tetapkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan. Kata Kunci : Nilai-nilai Karakter, Pada Buku Pendidikan Agama Islam, dan Budi Pekerti, Kurikulum 2013 Kelas IX
ABSTRAKProfesionalisme guru di SMP IT AL-Manah Mamiregi Kecamatan KutalimbaruDeli Serdang penelitian ini dilatar belakangi: Rendahnya motivasi kerja guru dalammelaksanakan tugasnya, seperti proses belajar mengajar, kurangnya disiplin guru dalammelaksanakan tugasnya misalnya dalam hal kehadiran dan tidakmengikuti kegiatanMGMP, kurangnya guru dalam menguasai ruangan sehingga saat proses pemebelajaranyang kurang kondusif, kurangnya guru dalam mengajar masih pasif, dalam artian gurutersebut hanya duduk sehingga membuat peserta didik merasa bosan dan jenuh hal itumembuat peserta didik banyak yang tidak mendengarkan, keterampilan guru dalammenyelesaikan administrasi sekolah belum terlaksana misalnya dalam pembuatan RPPdan selain itu ada juga guru tidak datang tepat waktunya, dan masih ada beberapa guruyang memiliki banyak tugas tambahan sehingga tugas utama sebagai guru terganggu.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan megenai upaya kepalasekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMP Islam Terpadu (IT) Al-ManahMamiregi Kecamatan Kutalimbaru Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan jenis penelitian field research (penelitian lapangan). Sumber data yangdigunakan melalui sumber data primer dan sumber data sekunder.Teknik pengumpulandata melalui wawancara, obsevasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menurutMiles & Huberman. Teknik penjamin kebsahan data ini menggunakan triangulasi sumber,triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Kesimpulan dari temuan penelitian menunjukkanbahwa: (1) Profesionalisme guru di SMP IT Al-Manah Mamiregi KecamatanKutalimbaru belum sepenuhnya menguasai kurikulum, RPP, tidak memakai media ataumetode saat proses pembelajaran di dalam kelas, dan guru belum sepenuhnya menguasaikelas karena masih ada siswa yang ribut sehingga dapat menganggu kenyamanan siswayang lain lagi belajar, (2) Upaya kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalismeguru dengan melakukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan mengadakanpelatihan-pelatihan, seminar-seminar, Workshop dan penataran, (3) Hambatan kepalasekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah guru tidak memiliki latarbelakang pendidikan yang sesuai, memilki minat dan motivasi rendah dalammengembangkan diri, disiplin kurang, adanya guru mempunyai pekerjaan tambahandiluar sekolah dan tidak berfungsinya organisasi profesi guru.Kata Kunci: Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru
ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H.Ahmad Dahlan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh cara berpikir masyarakatmodern saat ini yang masih mementingkan kecerdasan dalam bidang pendidikanumum dan menyingkirkan peran pendidikan Islam. Penelitian ini menganalisispemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang telah mendesain konsep pendidikan Islamsecara utuh dan sempurna tanpa memisahkan pendidikan umum denganpendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimanabiografi K.H. Ahmad Dahlan? (2) Bagaimana tujuan konsep pendidikan Islammenurut K.H. Ahmad Dahlan? (3) Bagaimana pemikiran pendidikan Islammenurut K.H. Ahmad Dahlan? Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatankualitatif, dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Dari hasilpenelitian di atas dapat disimpulkan bahwa (1) K.H. Ahmad Dahlan terlahir dariketurunan ulama yang sangat besar di Yogyakarta, lahir di Kauman Yogyakartapada tanggal 12 Agustus tahun 1868 dan menimba ilmu pengetahuan pertamanyabersama ayahnya dan ketika beranjak remaja ia menimba ilmu pengetahuan diluar untuk menambah pengetahuannya. (2) Konsep pendidikan Islam menurutK.H. Ahmad Dahlan memiliki tujuan untuk menyelamatkan umat Islam dariketerpurukan dan merubah pola pikir yang statis menuju pada pemikiran yangdinamis serta membentuk manusia yang alim dalam ilmu agama, berpandanganluas dengan memiliki banyak ilmu pengetahuan dan juga ingin merubahkurikulum pendidikan Islam dan metode atau teknik pengajaran. (3) Pemikiranpendidikan Islam menurut K.H. Ahmad Dahlan yaitu untuk membawa pembaruandalam bidang pembentukan lembaga pendidikan Islam yang mengintegrasikansistem pendidikan umum dan sistem pendidikan agama. Selain itu, agarmelahirkan individu yang dapat menguasai ilmu agama dan ilmu umum, materildan spiritual, serta bercorak intelektual dan religius.Kata Kunci: Konsep, Pendidikan Islam, K.H. Ahmad Dahlan.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaranpendidikan agama Islam materi toleransi beragama di kelas IV SDN 105312 Sawit Rejomelalui metode sosiodrama. Penelitian ini dilakukan menggunakan dua siklus, yang manadalam setiap siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3)pengamatan, dan (4) refleksi. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan tes,observasi, dokumentasi dan rekaman video. Subjek dan lokasi pada penelitian ini adalah Siswakelas IV di SDN 105312 Sawit Rejo yang berjumlah 30 siswa. Berdasarkan hasil penelitian,penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaranpendidikan agama Islam materi toleransi beragama serta menambah keaktifan dan prestasibelajar siswa di dalam kelas.Hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode bermain peran menunjukkan bahwasiswa yang tuntas 27% berjumlah 8 siswa. Nilai siswa pada siklus pertama yang tuntas terdapat13 siswa dengan jumlah persentase 43% . Kemudian pada siklus kedua hasil belajar yangmendapatkan nilai tuntas berjumlah 24 siswa dengan persentase 80%. Dengan demikianpenggunaan metode sosiodrama dapat dikatakan berhasil meningkatkan pemahamn siswa padapelajaran pendidikan agama Islam materi toleransi beragama.Kata Kunci: Pemahaman Siswa, Metode Sosiodrama